Sudah lama sekali sekitar tahun 2011
lalu, aku dipertemukan kembali oleh salah seorang temanku di Jama’ah
Shalahuddin. Sebuah perbincangan singkat di social media, kami saling berbagi
kabar dan aktivitas saat itu. Saat itu dia sudah menikah dan terus berdakwah. Sosoknya
yang aku ingat saat kami berjibaku dulu adalah dia selalu membawa buku
kemana-mana. Di buku itu juga dia tuliskan
“APAPUN YANG TERJADI TETAP TULISKAN!!!”
“WALAUPUN KAMU LELAH TETAPLAH MENULIS”
kiranya begitu kalimat
motivasi yang tertulis dengan huruf KAPITAL dan berulang-ulang. Pertemanan kami
memang singkat, karena semangatnya menuntut ilmu dinniyah membuat kami harus
berpisah sementara waktu. Kalian tau apa komentar dia saat
kami berjumpa lagi dalam percakapan singkat itu...
“Kalau avis, nama sebutan yang
cocok buatmu itu himmatuhusna”
“apa itu artinya?”
“semangat yang baik, avis kan orangnya
selalu semangat!!!”
“hehehe...”
Percakapan itu selalu ku ingat
dan akhirnya kutuliskan kembali disini, dan nama itu aku labelkan di nama
drive, flashdisk, email dsb....
Namun, entah mengapa saat ini aku
merasa malu. Malu karena sepertinya aku tak semangat seperti dulu. Terlalu banyak
pertimbangan untuk beramal. Merasa gagal dan putus asa pada semua yang pernah
dilakukan.... Akhirnya kecewa dan menarik diri. Astaughfirullah...
Betapa mudah Allah itu membolak
balikan hati. Makanya:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ
لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ ».
“Barang siapa yang mencintai karena Allah.
Membenci karena Allah. Memberi karena Allah. Dan tidak memberi juga karena
Allah. Maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Dawud,
disahihkan al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abu Dawud [10/181]
as-Syamilah)
Sesuatu itu perlu dikembalikan
lagi pada “ghoyah”nya... Allah ghoyatuna.... Ringan diucapkan tapi berat dalam
amal. Kalau saat ini aku menyerah, kenapa aku menyerah? Apa setelah menyerah
iman itu bertambah? Setiap tindakan dan alasan perlu kita pertanyakan kembali “apakah
Allah ridho dengan apa yang kita kerjakan?”
“berlelah-lelahlah sampai lelah itu lelah mengikutimu”
karena akhir perjuangan ini akan selesai ketika KAKI TELAH MENAPAK KE SURGANYA.
Merbabu 2013 _ dan menapak kaki dengan pasti... (izzis) |
0 komentar:
Posting Komentar
Yuk Diskusi