Rabu, Mei 07, 2014

Himmatuhusna



Sudah lama sekali sekitar tahun 2011 lalu, aku dipertemukan kembali oleh salah seorang temanku di Jama’ah Shalahuddin. Sebuah perbincangan singkat di social media, kami saling berbagi kabar dan aktivitas saat itu. Saat itu dia sudah menikah dan terus berdakwah. Sosoknya yang aku ingat saat kami berjibaku dulu adalah dia selalu membawa buku kemana-mana. Di buku itu juga dia tuliskan
 “APAPUN YANG TERJADI TETAP TULISKAN!!!” 
 “WALAUPUN KAMU LELAH TETAPLAH MENULIS” 
kiranya begitu kalimat motivasi yang tertulis dengan huruf KAPITAL dan berulang-ulang. Pertemanan kami memang singkat, karena semangatnya menuntut ilmu dinniyah membuat kami harus berpisah sementara waktu. Kalian tau apa komentar dia saat kami berjumpa lagi dalam percakapan singkat itu...

“Kalau avis, nama sebutan yang cocok buatmu itu himmatuhusna”
“apa itu artinya?”
“semangat yang baik, avis kan orangnya selalu semangat!!!”
“hehehe...”

Percakapan itu selalu ku ingat dan akhirnya kutuliskan kembali disini, dan nama itu aku labelkan di nama drive, flashdisk, email dsb....
Namun, entah mengapa saat ini aku merasa malu. Malu karena sepertinya aku tak semangat seperti dulu. Terlalu banyak pertimbangan untuk beramal. Merasa gagal dan putus asa pada semua yang pernah dilakukan.... Akhirnya kecewa dan menarik diri. Astaughfirullah...

Betapa mudah Allah itu membolak balikan hati. Makanya:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ ».
“Barang siapa yang mencintai karena Allah. Membenci karena Allah. Memberi karena Allah. Dan tidak memberi juga karena Allah. Maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Dawud, disahihkan al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abu Dawud [10/181] as-Syamilah)
Sesuatu itu perlu dikembalikan lagi pada “ghoyah”nya... Allah ghoyatuna.... Ringan diucapkan tapi berat dalam amal. Kalau saat ini aku menyerah, kenapa aku menyerah? Apa setelah menyerah iman itu bertambah? Setiap tindakan dan alasan perlu kita pertanyakan kembali “apakah Allah ridho dengan apa yang kita kerjakan?”

“berlelah-lelahlah sampai lelah itu lelah mengikutimu”
 karena akhir perjuangan ini akan selesai ketika KAKI TELAH MENAPAK KE SURGANYA.

Merbabu 2013 _ dan menapak kaki dengan pasti... (izzis)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk Diskusi