Jumat, Agustus 12, 2016

10 hari mencari sakura

Pacifico Yokohama

Alhamdulillah akhir bulan Juli lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi negeri bunga sakura. Judulnya memang mencari bunga sakura, tapi mungkin belum rezekinya karena sewaktu saya disana masih musim panas awalan jadi baru mau tumbuh dan berbunga. Hmm… walaupun begitu jepang bukan hanya sekedar sakura ko… Biarkan saya berbagi pengalaman pertama saya ke luar negeri… hehe..

1.       Packing dan lalalala…
Pastikan segala berkas sudah siap, termasuk tiket, visa, passport, identitas, sejumlah uang yang telah ditukar sesuai negara yang dituju, catatan alamat, nomor yang bisa dihubungi, kosa kata penting untuk komunikasi darurat, makanan ringan ketika dipesawat dan air secukupnya. Semua barang dipack dengan rapid an dipisah-pisahkan sesuai urgensi. Missal barang2 kecil dan makanan ringan saya masukan ke dalam tas depan. Laptop dan baju ganti + alat mandi (sekali pake)karena saya harus transit 17 jam di kuala lumpur (jadi sayang kalo gak mandi ;P) lalu sisanya masuk ke dalam koper kabin. Waktu itu saya sempet was-was barangkali tas punggung dan koper kabin saya ga boleh masuk dan harus beli bagasi.. tapi alhamdulillah ternyata engga, banyakin do’a aja supaya selalu beruntung.

Oia karena jelas gak boleh bawa air waktu check baggage, jadi saya botulin kecil1 sekitar kurang dari 100 ml berupa air putih, minyak zaitun, minyak but2, dan sari kurma.. yah.. biasanya itu dibutuhkan saat saya perjalanan jauh… terus mengenai obeng, gunting lipet itu juga untung-untungan di Indonesia dan jepang gak ke sita, pasti transit di Malaysia malah kesita… T-T

Share:

Kamis, Agustus 11, 2016

Bagaimana mengajarkan anak mencintai al Qur’an?


Sebelum pertanyaan itu dapat dijawab, selayaknya kita mengajukan pertanyaan serupa pada diri kita (sebagai orangtua/guru/kakak): Apakah kita sudah mencintai al Qur’an?

 “The one who lack the thing can not give it to others”
Seseorang yang tidak memiliki motivasi/ghiroh/cinta pada Al Qur’an maka ia tidak akan mampu memberi pada orang lain. Bagaimana seseorang dapat mengajarkan cinta jika ia tidak mencintai, tidak tahu bagaimana cara mencintai, dan bagaimana sebaiknya menyampaikan cinta? lebih-lebih cinta ini bukan sembarang cinta tapi bukti cinta kepada Allah melalu kitab-Nya.

Orang yang hatinya terputus hubungan dengan Allah SWT,
bagaimana dia akan mampu menarik makhluk kepadaNya?
Peniaga yang tidak memiliki modal, bagaimana dia akan meraih keuntungan?
Seorang mu’allim (guru) yang tidak mengetahui silabusnya,
 bagaimana dia boleh mengajar kepada orang lain?
Dan orang yang tidak mampu (lemah) memimpin dirinya sendiri,
 bagaimana dia akan mampu untuk memimpin orang lain?
(Sumber: Makalah Imam Hasan Al-Banna)

Share: