Selasa, April 09, 2013

Tanah Surga... Katanya







Tanah Surga
Oleh : Salman

Bukan Lautan Hanya Kolam Susu, katanya...
tapi kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kayu dan Jala cukup untuk menghidupimu, katanya...
tapi kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui, katanya ...
tapi kenapa ayah kau tertiup angin ke Malaysia
Ikan dan udang menghampiri dirimu, katanya...
tapi kata kakek awas ada udang dibalik batu
Orang bilang tanah kita tanah surga tongkat dan batu jadi tanaman, katanya...
tapi kata dokter intel belum semua rakyatnya sejahtera,
banyak pejabat yang menjual kayu dan batu
untuk membangun surganya sendiri
(Puisi inilah yang paling menarik dari Film ini)

Film drama Indonesia yang  dirilis pada 15 Agustus 2012 ini, di nobatkan sebagai film terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2012. Film yang disutradarai oleh Herwin Novianto,  dibintangi oleh Osa Aji Santoso dan Fuad Idris berhasil membawa pulang enam Piala Citra.'Tanah Surga...Katanya' mengalahkan film 'Demi Ucok', 'Soegija', 'Lovely Man' dan 'Rumah di Seribu Ombak'.  
Film yang diproduseri Deddy Mizwar itu berkisah tentang nasionalisme orang-orang yang tinggal di perbatasan antara Sarawak (Malaysia) dengan Kalimantan Barat. Tergambarkan bahwa kehidupan di wilayah Indonesia tak lebih makmur dibanding mencari penghidupan di wilayah Malaysia.

Pemeran dalam film ini antara lain Salman, bocah kelas 4 SD, serta adiknya Salina kelas 3 SD. Mereka tinggal bersama Kakeknya bernama Hasyim. Diawal film ini Ayah Salman dan Salina yang bernama Haris mengajak kedua anaknya dan Ayahnya untuk pindah ke Malaysia tempat Ia mencari penghidupan saat ini. Ia juga sudah menikah dengan orang Malaysia dan berpindah kewarganegaraan. Hasyim menolak dengan keras perilaku itu, dan sangat menyinggung cintanya pada tanah Air. Pada akhirnya Salina ikut ayahnya dan Salman menemani Sang Kakek.
Banyak hal miris yang diperlihatkan dalam film ini. Sekolah yang hanya memiliki satu Guru dengan Kelas Gabungan, bahkan pada mulanya anak-anak lupa lagu Nasional kita “Indonesia Raya”, serta tidak menganggap uang rupiah sebagai mata uang sehari-hari karena mereka lebih sering menggunakan ringgit.
Melalui film ini, ingin disampaikan pesan bahwasanya kehidupan masyarakat di perbatasan begitu perlu perhatian. Pemerintah selama ini kurang mengayomi, pembangunan belum merata, kemakmuran belum dinikmati segala lapisan masyarakat. Film ini juga megutarakan bahwa Nasionalisme di daerah perbatasan perlu diperhatikan dan mengajarkan pada kita kecintaan yang tulus pada tanah air, seperti yang dilakukan kakek Salman.
Agenda yang membuat saya menangis adalah ketika Kakek Salman yang menyampaikan pesan terakhir untuk Salman   “kamu harus tetap mencintai tanah kelahiranmu, jaga MERAH PUTIH dalam jiwamu”. Kecintaan dan keikhlasan kakek Salman membuat saya malu bahwa saya belum memberikan apa-apa untuk Negeri ini. Saya memang cinta, tapi belum bisa membuktikan seperti pengorbanan yang dilakukan oleh Kakek Salman, hal kecil yang coba saya lakukan adalah sebisa mungkin memakai produk dalam negeri yang non yahudi. Ya semoga dengan semakin banyak film yang berkualitas seperti Tanah Surga,,Katanya ini, semangat para Pemuda untuk mengembalikan kedaulatan Bangsa dapat terwujud suatu saat ini, saya tidak tahu kapan itu dapat terwujud, tapi saya YAKIN suatu saat pasti terjadi. //@avicesun

Durasi:  90 Menit
Genre: Drama
Tersedia di FilmShop dalam format: DVD, VCD
Produser: Bustal Nawawi
Sutradara: Herwin Novianto
Penulis naskah: Danial Rifki
Perusahaan film:  Citra Sinema, Brajamusti Films

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk Diskusi