Rabu, Maret 20, 2013

ISLAM MENDUNIA!


ISLAM adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Mengatur urusan individu, masyarakat, negara bahkan dunia. Ustadz Hilman Rosyad pernah menyampaikan dalam twitternya @ustadzhilman tentang “Pentingkah dunia bagi kita umat Islam?” bahwa kita (muslim) mesti merebut kembali dunia ini dalam naungan Islam. Allah SWT tegaskan tugas kemanusiaan kita dalam QS 2:30 agar menjadi khalifah di dunia untuk merawatnya, mencegah kerusakan & merecovery-nya. Dan umat Islam paling bertanggung jawab atas kondisi dunia ini, dimana maksiat semakin meraja, dan dipimpim oleh kaum kuffar dan dzalim. Allah SWT juga mengutus Muhammad saw agar kita menjadi umat penabur kasih dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Jika individu mengatur dirinya dengan Islam (baca taqwa : melaksanakan perintah dan meninggalkan laranganNya) dalam tingkah lakunya maka Islam akan menjadi rahmat pada dirinya. Jika Masyarakat mengatur urusannya dengan Islam maka Islam akan menjadi rahmat pada masyarakat tersebut. Begitupun juga Negara dan Masyarakat Dunia akan menerima rahmat penduduk negerinya jika urusan-urusan dunia tersebut berpanduan pada Islam. Jadi wujud rahmatan lil alamin itu merupakan proses Islamisasi dari individu sampai masyarakat dunia, jika saat ini belum tercapai, maka kewajiban kitalah untuk mewujudkannya.

Sejak keruntuhan kekhilafahan Turki Utsmani oleh keindahan fana dari kemerdekaan Turki yang dipelopori Mustada Kamal Attaturk (1924M) umat muslim menjadi terpecah belah, kesatuan aqidah berubah menjadi kesatuan nasional dan kesukuan (bangsa Arab dan non Arab). Serangan dari eropa baik secara militer maupun ideologi sekuler semakin melemahkan dominansi Islam pada pemerintahan saat itu. Pada akhirnya keterlibatan Turki dalam Perang Dunia I mengakibatkan Turki kehilangan segala-galanya, di mana militer penjajah akhirnya memasuki Istambul dan banyak wilayah turki yang dijajah negara Eropa yang akhir merdeka menjadi negara sendiri.
Kondisi ini demikian sangat mempengaruhi perkembangan Islam di Jazirah Arab dan dunia Islam pada umumnya, banyak ulama yang dipasung, madrasah dan sekolah-sekolah Islam diberangus, sekularisme dan liberalisme merajelela.  Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka perlu diadakan suatu gerakan pembaharuan dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Seperti Sabda Rasulullah SAW Dari Abu Hurairah r.a. katanya bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mengu­tus pada umat ini di setiap awal 100 tahun seorang (mujad­did) yang akan memperbaharui urusan agama mereka.” (Ri­wayat Abu Daud)
Salah satu gerakan pembaharu yang berpengaruh hingga saat ini adalah gerakan Ikhwanul Muslimin dari Mesir, didirikan oleh Hasan Al Banna pada tahun 1928M. Beliau mendefinisikan nasionalisme yang diartikannya sebagai realisasi loyalitas negara-negara Arab untuk mengembangkan kecintaan, kasih sayang, kebanggaan, dan kesetiaan tanpa merusak kepatuhan terhadap agama (ar-Rasaail ats-Tsalats). Beliau melakukan ijtihad dan membuat risalah untuk menguatkan kembali para generasi muda akan  Aqidah Islam dan implementasinya. Gerakan ini dengan cepat mendapat banyak pengikut, dan terus berkembang menjadi organisasi yang tertata bahkan dapat mengirimkan bantuan ke Palestina.
Namun, paska Gamal Abdul Naser menjadi pemimpin di Mesir, IM singkatan dari Ikhwanul Muslimin, para anggotanya dibantai dan lainnya dipenjarakan karena dianggap oposisi pemerintahan saat itu. Hasan Al Banna meninggal dan anggota lainnya menyelamatkan diri ke berbagai negara di timur tengah seperti Sudan, Lebanon, Yaman, Syiria, dsb. Mereka membentuk kantong-kantong gerakan IM di seluruh penjuru dunia, bahkan salah satu pembicaraan Hasan Al Hudaibi dan sipir penjara masih teringat dalam benak saya. Saat itu sipir penjara mengatakan “Ikhwanul Muslimin sudah dibubarkan di Mesir!” gertaknya, lalu dijawab tenang oleh Hudaibi “Saya Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslim Internasional” tegasnya.
Penulis berpendapat bahwa gerakan organisasi memang mendunia, sekat ikatan negara hanya menjadi batas marginal dari upaya mereka mempersatukan Islam dalam naungan Khilafah. Namun, tetap mempertahankan batas negara dan nasionalisme sebagai suatu gerakan yang terintegrasi dari visi misi mereka. Lalu bersama-sama dengan masyarakat dunia menjadikan Islam sebagai nafas kehidupan.
Di samping itu muncul pula gerakan Hizbuh tahrir oleh al-Nabhani setelah merivisi metode Ikhwanul Muslimin pimpinan Hasan Al Banna di Mesir. Kemudian adanya penyatuan Negara arab dalam suatu liga yang bernama Liga Arab yang terbentuk atas dasar kesamaan bahasa, pada tanggal 12 Maret 1945. Anggotanya : Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait.
Di India dibentuk gerakan nasionallisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India dan juga dibentuk komunalisme yang digagas oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh Liga Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai Kongres nasional. Di India terdapat pembaharu yang bernama Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948).
Di Indonesia, terdapat pembaharu atau partai politik besar yang menentang penjajahan diantaranya
a.       Sarekat Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912 dan merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi tahun 1911.
b.      Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)
c.       Pendidikan nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta (1931)
d.      Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932 yang dipelopori oleh Mukhtar Luthfi
Munculnya gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai politik tersebut merupakan asset utama umat Islam dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan nasionalisme dan perjuangan dari partai-partai politik yang penduduknya mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan kemerdekaannya yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan yaitu Pakistan. Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
Di wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada  tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang bernama Jamal Abd Naser. Irak merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru tahun 1958 dan Negara lain seperti Jordania, Syiria dan Libanon merdeka pada tahun 1946
Di Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti Negara Yaman Utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab.
Di Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai Darussalam merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia merdeka pada tahun 1992
Saat ini kebanyakan  negara-negara Islam  maksudnya negara yang mayoritas Muslim belum bergabung dalam satu kesatuan dengan visi Islam seperti saat adanya kekhalifan. Masing-masing masih mencoba memperoleh kedaulatan negaranya. Arus globalisasi dan komunikasi yang semakin membuka batas Negara ini menyuburkan konsep “we are the citizen of the world” kita adalah masyarakat dunia. Hingga pada akhirnya kita harus menyadari bahwa antar negara dan nasionalisme semakin semu. Lihat saja negara kita, apakah masih ada sisa-sisa perjuangan tanah Air dan sejarah bangsa yang kita lestarikan dalam pendidikan maupun hati kita? Ada berapa banyak yang memperjuangkan itu kembali. Maka selain kembali menguatkan ikatan kebangsaan, kita perlu menguatkan ikatan Aqidah. Di dalam masyarakat dunia hanya dua hal yang membedakan yaitu kebangsaan dan aqidah.
Cita-cita kebangkitan Islam telah digambarkan oleh Rasulullah SAW yang pernah mengatakan :
 Dari Tsauban R.A, dia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, akan datang Panji Panji Hitam dari sebelah Timur, seolah olah hati mereka kepingan kepingan besi. Barangsiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka sekalipun merangkak diatas salju.(dikeluarkan dari Al Hasan bin Sofyan dari Al hafiz Abu Nuaim) (dari kitab Al Hawi lil fatawa oleh Imam Sayuti)
Bayangan timur bukan kita lihat dari Timur tengah (karena sudut ini dilihat dari tolak ukur Greenwich sebagai lokasi nol meridian) tapi timur dari Ka’bah, Mekah. Kita Indonesia, dan bangsa Asia memiliki peluang untuk mewujudkan bahwa kebangkitan akan berawal dari bangsa dari tangan-tangan kita. Ya, bisa jadi, karena bangsa Melayu lah yang belum pernah bertahta di perhelatan Dunia. Optimis! Kita bisa mewujudkan janji Allah itu.
Maka selayaknya kita semakin mengembangkan pengembangan pemahaman kita tentang agama, dan menyebarkannya mulai dari bagaimana kita berislam. Satu tindakan lebih berarti daripada seribu kata. Setelah itu bersama-sama saudara seperjuangan kita membangun umat menuju rahmatan lil ‘alamin.
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.|Qs Fussilat 41: 53|   

--- semangat sampai akhirat! ^^ ---
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk Diskusi