Selasa, Juni 21, 2016

Setelah 3 bulan

Sudah lebih dari setengah tahun ku tinggalkan blog ini, so many things that I want to share it for you guys... 
Belum genap sebulan sekembalinya aku nge-camp di Bekasi dari awal tahun kemarin. Dan dengan perenungan yang mendalam tapi dengan pengambilan keputusan yang singkat, pada akhir maret aku meyakinkan diriku untuk berangkat ke tempat ini... 





Tidak ada yang kebetulan didunia ini bukan? sebelumnya seorang teman menceritakan padaku tentang betapa indahnya "Wadi Mubarok", bagaimana kultur disana, bagaimana orang-orang menjaga hafalannya, dan bagaimana orang-orang di sana menyambut tamu. Dalam hati ku berdo'a semoga sesuatu saat nanti aku bisa mengunjunginya langsung.

Dan qadarallah beberapa hari selepas cerita itu, ada broadcast dari sebuah grup tentang pelatihan guru untuk tahfidz anak usia dini disana. Awalnya hanya ku baca sekilas dan ku sebarkan ke grup lain siapa tahu banyak yang tertarik. Sampai sebuah pertanyaannya melayang pada diriku :
kamu gak pengen ikut itu? sekarang semakin banyak orang yang belajar Al Qur'an tapi masih sedikit yang mau fokus untuk mengembangkan tahfidz untuk anak-anak, apalagi di usia dini, sebaiknya kamu mulai menentukan diri "ingin memiliki ciri khas seperti apa?" (glek! pertanyaan itu cukup menusukku tajam).

Hal yang sama memang bergelayutan dalam benakku, dengan umur yang terus meningkat ini, aku harus bisa lebih fokus, fokus dalam belajar dan mengembangkan diri. Teringat nasihat ustadz Syatori dalam kajian tahun baru lalu, beliau mengingatkan bahwa orang yang husnul khotimah adalah orang yang meninggal pada saat amalnya mencapai puncaknya, ia mencapai amal terbaiknya yang ia persembahkan untuk Allah untuk akhiratnya...

Hhmm... masih jauh sekali rasanya....

Selama ku mengikuti masa Pendidikan Guru Tahfidz Anak Usia Dini (PG - TAUD) di Wadi Mubarok banyak hal yang terjadi, banyak ilmu yang terbagi, banyak do'a yang di aamiin-i, banyak kawan yang dirindui, banyak kenangan yang jadi obat hati, dan tentunya semoga menjadi bekal perbaikan diri.

Salah satu moment yang paling berkesan bagiku adalah saat Ustadz Zein dari Pesantren Hidayatullah menjadi namaku sebagai contoh. Beliau selain menjadi Ustadz, beliau juga lulusan psikologi dan praktisi yang langsung mengajar ke anak-anak (semoga beliau selalu dalam lindungan Allah SWT). Beliau melabelkan pada diriku sebagai dokter jiwa, dan membacakan tentang proklamasi diriku seperti ini (hasil karangan beliau - semoga menjadi do'a) :
P r o k l a m a s i
Dengan ini saya yang bernama Avisenna Pramitasari berjanji akan:
  1. Selalu gembira dan menggembirakan orang lain
  2. Selalu terikat hatinya untuk sholat dhuha dan sholat malam (menjadi qurota'ayun bagi orang lain dan mampu menjadi obat bagi hati-hati yang gersang.
  3. Menyatu dengan pujaan hati yang akan membimbing ke SurgaNya kelak 
 Hal ini akan dilakukan dengan s e k s a m a dan dalam tempo sesingkat-singkat.
                                                                                                  Tertanggal di Bogor 22 Mei 2016
Dan di aamiinkan oleh teman-teman yang lain.
Kita tidak tahu dari lisan mana do'a itu akan dikabulkan, yang jelas jangan pernah berhenti berdo'a dan berharap  Allah akan mengabulkan suatu saat nanti.

mengapa namaku yang menjadi contoh bukan orang lain? aku hanya bisa berhusnudzon, semoga itu menjadi penuntun untuk takdir Allah yang lebih baik.

Lalu kemanakah setelah ini aku akan berlabuh? atau kendaraan yang manakah yang akan menuntunku menggapai cita? pekerjaan manakah yang benar-benar aku jadikan profesi sekaligus panggilan hati?

وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ

Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat".

Tafsir Jalalayn : 
Dan berdoalah) di kala kamu turun dari bahtera, ('Ya Rabbku! Tempatkanlah aku pada tempat) kalau dibaca Munzalan berarti menjadi Mashdar dan Isim Makan/tempat sekaligus, apabila dibaca Manzilan berarti tempat berlabuh (yang diberkati) yakni tempat tersebut diberkati (dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat'") maksudnya Engkau adalah pemberi tempat yang paling baik kepada semua yang telah disebutkan tadi.



Share:

2 komentar:

  1. Vis, ku tunggu tulisan-tulisanmu berikutnya (immediately)!!! kwkwkw

    BalasHapus
  2. Aamiin mbak. Doakan arin juga baru galau. Semoga Allah memberi petunjuk supaya kita menemukan pekerjaan yang membuat kita semakin dekat dengan Allah, tapi tetep yang bikin kaya juga mbak. Hehe ^_^

    BalasHapus

Yuk Diskusi